Monday, February 10, 2014

Berbagi cerita

ASI Eksklusif
(6 bulan penuh makna)

Cerita ini sekedar berbagi untuk para ibu yang bekerja yang ingin/sedang memberikan ASI eksklusif untuk buah hatinya dengan waktu terbatas di rumah, dan jarak pekerjaan yg cukup memakan waktu.
Saya bukanlah ibu muda, setelah 8 tahun yang lalu melahirkan Allah memberi kesempatan untuk hamil lagi. Tentu ini hal yang menggembirakan. Meski dengan kehamilan di usia yang sudah cukup rawan (usia saya 35 tahun 7 bulan saat melahirkan) namun saya tetap optimis. Pekerjaan yang berjibun pun tak mengganggu kehamilan. Namun semakin mendekati kelahiran kelelahan kian terasa mungkin karena harus naik turun bis tiap hari tentunya minus sabtu minggu (kedua hari itu libur). Sampai hari terakhir saya masuk kerja sebelum cuti saya tetap lembur. Alhamdulillah Allah memudahkan.
Memasuki minggu ke 36 lahirlah buah hati saya. Lahir 3 minggu lebih awal dari HPL. Tepat hari ketiga hari raya idul fitri 10 Agustus 2013. Meskipun tidak sesuai harapan karena ingin melahirkan secara normal tapi akhirnya caesar saya tetap bersyukur karena semua dimudahkan dari proses kelahiran sampai paska kelahiran tidak ada masalah. Bahkan dokter sampai heran kenapa bisa sembuh secepat itu. Sekali lagi saya sangat bersyukur. Diawal-awal kelahiran saya mengalami baby blues. Ini cukup mengganggu. Akhirnya setelah 3 minggu saya kembali aktif dikegiatan sosial, tapi saya masih menjalani cuti pekerjaan. Mendekati waktu kembali masuk kerja saya mulai menyimpan ASI perah. Saya mulai menyadari kalau produksi ASI tidak sederas waktu anak pertama. Ini membuat saya harus extra rajin menyimpan ASI setetes demi setetes. Sayuran, makanan apapun yang membuat ASI lancar saya lahap. Saya tidak mempedulikan lagi apakah badan saya membengkak atau tidak.
Hari pertama masuk kerja barang bawaan bertambah cooler bag dan botol kosong. Beberapa botol ASI sudah tersedia dirumah untuk minum si kecil. Alhamdulillah hari pertama sukses, dari kantor saya bisa membawa 3 botol ASI penuh, dan dirumah si kecil tidak rewel. Awal yang menggembirakan. Hari ketiga masuk saya DL (dinas luar kota) tentu dengan tentengan yang sama. Namun kali ini kesempatan memerah ASI tidak semudah saat di kantor karena perjalanan serba terburu-buru dan mengejar waktu. Akhirnya sekitar jam 16.00 baru bisa memerah itupun di sebuah mushola dengan dengan ditutupi mukena. Yah ...keadaan darurat, mau mencari tempat nyaman sudah terlanjur bengkak. Sampai rumah sudah jam 21.00, baby ternyata masih menunggu kedatangan bundanya. Dengan cepat saya segera membersihkan diri, kemudian siap meyambut si kecil dengan pelukan hangat. Karena sudah siap baby langsung menyusu dengan lahap dan yang sebelah saya tampung, jadilah saya dapat dua keuntungan sekaligus. Baby kenyang ASI pun bisa ditampung. Untuk menyiasati waktu yang kadang harus terlambat pulang, maka saya benar-benar memanfaatkan waktu memerah ASI dan penyimpanannya, meski yang keluar hanya sedikit tapi tetap saya tampung, sedikit demi sedikit lama-lama terkumpul juga. Tentu peran teman-teman dan atasan dikantor yang mensuport saya menambah semangat dan lancarnya proses pemberian ASI eksklusif ini. 
Bulan keempat ada tugas dari kantor untuk magang di Semarang selama 2 minggu. Tentunya saya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan dengan meninggalkan baby di rumah. Alhasil saya memboyong baby pindahan ke Semarang. Beruntung di Semarang ada adik yg siap membantu, jadi tidak harus menginap di hotel. Untungnya selama itu baby tidak rewel dan cepat menyesuaikan dengan lingkungan. Memang sedikit melelahkan tapi puas karena tetap terus bisa memberikan yang terbaik buat buah hati.
Apakah dengan memiliki baby saya meninggalkan aktivitas pribadi? Tentunya tidak, saya tetap meluangkan waktu untuk diri saya sendiri (me time). saya bersama teman-teman bepergian, out bound, sekedar nge-mall dll. Dengan catatan saya bisa mengatur waktu dengan tepat. Bukan berarti kurang perhatian, justru untuk merefresh otak yang kadang mengalami kompleks terdesak. Yang jelas kompak dalam keluarga. Suami juga tahu betul psikologis ibu menyusui yang bekerja, sehingga memberi kesempatan pada saya untuk 'bersenang-senang'. Anak yang besar (usia 8 tahun) pun saya libatkan dalam mengurus si baby. Sehingga terjalin saling bantu membantu agar semua berjalan sesuai rencana. Saat dirumah, saya akan memberikan perhatian full untuk baby. Memasak merupakan favorit anak yang besar, meskipun anak laki-laki tetapi hobby memasak. Sehingga kami suka memanfaatkan waktu untuk memasak bersama. Kadang kami jalan-jalan bersama. Ke rumah eyang, teman atau piknik ketempat yang udaranya segar.
Hari ini baby sudah berumur 6 bulan. Sudah saatnya MPASI, dan saya bersyukur karena saya lulus dalam memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan penuh. Saya beryukur meskipun bekerja sehari penuh, dan jarak pekerjaan di luar kota (saya tinggal di yogya dan bekerja di magelang) membutuhkan waktu satu jam lebih saya tetap bisa memberikan ASI ekslusif yang belum tentu semua ibu bisa dan diberi kesempatan untuk melakukannya.
Ada beberapa tips yang mungkin bisa diterapkan ketika ingin sukses dalam memberikan ASI eksklusif, ala saya:
a.       dari awal sudah meniatkan diri untuk memberikan ASI eksklusif (semangat awal sebagai pelecut) 
b.       makan tepat waktu, banyak minum dan jangan takut gemuk  (dengan memberikan ASI  membuat tubuh kembali seperti semula)
c.       berfikir positif dan tenang (tidak kemrungsung) 
d.       hindari stress, stress  akan menghambat produksi ASI
e.        me time, sediakan waktu untuk memanjakan diri sendiri agar tubuh dan fikiran kembali segar
f.        ada kerjasama yang baik dengan keluarga dan lingkungan 
g.  manajemen waktu, pandai-pandailah mengatur waktu untuk memaksimalkan pemberian ASI secara langsung
h.       akhirnya komitmen kitalah yang menentukan kelancaran pemberian ASI eksklusif.

Demikian sedikit cerita saya semoga berguna bagi teman-teman yang ingin atau sedang menjalankan program ASI eksklusif. Tentunya masing-masing orang punya cara sendiri. Sebaik apapun susu formula tetap tidak bisa menyamai ASI. Mari manfaatkan waktu kita selagi ada kesempatan. Jangan menyesal dikemudian hari….