Tuesday, May 11, 2021

Sayur (Bening) Tempe

Sebenarnya saya ragu untuk memberi judul di atas, atau menamai resep dibawah ini dengan judul sayur bening tempe. Jauh di waktu lalu resep ini merupakan resep sederhana yang diwariskan mbah-mbah kita. Menu yang sederhana dan mudah didapat bahan-banhannya. Orang tua zaman dulu memberikan makanan yang tidak neko-neko tapi bergizi. Tempe yang dimasak dalam waktu yang singkat dengan kematangan yang pas dan dimakan pada waktu masih segar tanpa minyak cukup dengan direbus bumbu ala kadarnya sudah cukup buat menemani tubuh kita.
Berikut resep sayur bening tempe :

Bahan
tempe kedelai

Bumbu
bawang merah                                                             
bawang putih                                                 
jahe
sedikit lada
cabe rawit segar
daun salam
daun jeruk
garam secukupnya

Cara Memasak
Jerang air sampai mendidih, masukkan semua bumbu, biarkan mendidih lagi, masukkan tempe, tutup selama kurang lebih 10 menit, koreksi rasa, angkat dan sajikan selagi masih panas/ hangat
foto koleksi pribadi

Friday, February 5, 2021

 

Mimpi

          Keringat Lania seperti mengucur deras keluar dari kulitnya yang semakin kusut. Badannya terasa lemah lunglai, sekujur tubuhnya bagai tak bertenaga. Tak pernah terbayangkan bahwa dia akan bertemu dengan masa lalunya dalam suasana yang seharusnya ceria untuk dia dan anaknya. Semangatnya menyambut kedatangan orang tua Dewa calon mantunya buyar sudah. Hari ini Dewa memenuhi janjinya untuk datang bersama orang tuanya melamar anaknya. Segenap persiapan sudah Lania lakukan. Semata-mata untuk kebahagiaan Wita anak semata wayangnya. Lania ingin menunjukkan kalau Wita putri yang pantas mendapatkan tempat di hati orang tua manapun. Lania ingin memastikan jika Wita bersama orang yang tepat dari keluarga yang tepat pula. Tapi pria yang datang untuk melamar Wita untuk anaknya tidak lain dan bukan adalah laki-laki yang telah melesakkan luka di hatinya begitu dalam. Sekuat tenaga Lania menegakkan perasaannya untuk tetap tegar di depan laki-laki itu. Sama-sama terperanjat wajah Edo orang tua Dewa begitu melihat siapa wanita yang akan menjadi besannya.

“Tante, kenalkan ini papaku.” Dewa memperkenalkan papa dan mamanya. Dengan sekuat tenaga Lania menjulurkan tangannya menyambut kedua orang tua Dewa. Memaksakan untuk membuat segaris senyum dibibirnya. Dan mempersilakan mereka duduk. Ditegarkan hatinya. Sementara Wita di dalam tampak tersenyum bahagia tidak tahu bagaimana perasaan mamanya berjuang menegakkan hatinya agar tidak runtuh demi si buah hati. Ah… andai ayahnya Wita masih ada pasti Lania lebih siap menghadapi semua keterkejutan ini. 

Wita anak semata wayangnya yang telah membuat Lania tegar. Meski disepanjang pernikahannya tak pernah mencintai laki-laki yang menjadi ayah Wita lebih dari cintanya pada Edo, namun Lania berjuang untuk tetap menjaga hati. Pernikahan adalah ibadahnya. Dan ayah Wita orang yang telah membangkitkan hidupnya dikala dia terjatuh dalam ketidakberdayaan. Orang yang menerima Lania apa adanya. Diantara masa lalu, penyakit yang dideritanyan dan perasaannya.

Kini setelah puluhan tahun masih memendam sakit Lania harus kembali betermu dengan Edo sebagai besan. Dan rencana pernikahan tidak bisa dibatalkan. Lania sungguh bisa merasakan akibatnya jika demi keegoisannya menghancurkan hidup Wita. Apalagi melihat Wita dan Dewa seperti melihatnya dimasa lampau. Dan seonggok luka itu kini terburai. Kedukaan menghantarkan Lania pada mimpinya yang kandas.

Tadi malam. Lania mendapat pesan singkat dari Edo. Pesan untuk bertemu sebelum pernikahan Wita dan Dewa berlangsung. Pesan yang dulu pernah ia nantikan saat Edo memutuskan untuk meninggalkan Lania. Saat Lania masih dengan penuh harap menantikan kedatangan Edo. Tapi pesan itu kini…bagaikan sebuah tamparan yang telah mengoyak harga dirinya. Ada perasaan marah, benci, rindu bercampur dengan ketidakberdayaan seorang perempuan yang jauh didasar hatinya yang paling dalam masih mencintai Edo. Sebenarnya bukan karena ditinggalkannya yang membuat Lania sakit tapi karena ia masih memendam cinta. Perasaan yang terus menyiksa batinnya. Dan sampai detik ini juga Lania belum bisa memutuskan apa yang akan dilakukannya terhadap permintaan Edo.

“Mama..!” panggilan Lania membuyarkan lamunannya. “Tahu nggak Ma, semenjak Papa Mama Dewa dari sini, mereka sangaaat baik sama Wita. Padahal sebelumnya mereka biasa saja. Sepertinya mereka sungkan dengan Mama. Apalagi setelah tahu Mama seorang single parent yang berjuang mendidik Wita seorang diri.” Lania dengan semangat menceritakan orang tua Dewa. Lania tersenyum. “Wita, jangan terbuai, yah namanya dengan calon menantu mereka pasti akan baik, mereka akan menjadi orang tua Wita, seperti Mama menyayangi Wita.” Nasehat Lania dengan bijak. “Mama sih tidak tahu, sebelumnya mereka tuh memandang sebelah mata sama Wita, apalagi Papanya huuh…kayak orang paling sukses sendiri, jaim, kalau bicara gayanya terlalu tinggi.”  Cerita Wita berapi-api. “Tidak baik membicarakan keburukan calon mertua dibelakangnya, itu kan karena mereka belum tahu kalau Wita anak termaniiis di dunia ini.” Canda Lania. “dan sebelnya lagi Mama, papanya tuh suka nanyain mama, seperti orang yang mencari tahu siapa to mamaku yang sebenarnya, huuh…”gerutu Wita. Lania tertegun. Ada kilatan perasaan tak termaknakan mendengar cerita Wita. Ya.. sampai sekarang pun Edo belum berubah, masih sama menjadi pribadi yang egois. Apa pun yang dilakukan hanya demi kepentingannya sendiri.

“Mama…!” panggil Wita manja. “Wita tahu, mama menyimpan sesuatu dalam hidup. Wita tahu ada sesuatu yang disembunyikan, tapi Wita tidak tahu apa? Tapi Wita tahu mama selalu memberikan hal yang baik untuk Wita. Apakah mama bahagia?” pertanyaan Wita pada akhirnya merobek hati Lania.”Mama akan selalu bahagia bila melihat Wita bahagia. Kadang menjadi orang tua tidak harus menceritakan semua masalahnya. Selama bisa menyelesaikan masalahnya tersebut. Mama suka seperti ini. Jika pun ada sesuatu yang Mama rahasiakan tentu tidak ada hubungannya dengan Wita. Percayalah…Mama selalu sayang Wita.”

Tidak. Lania tidak ingin menemui Edo. Biarlah kebenaran menjadi rahasia. Ketetapan hatinya untuk membungkus luka semata-mata untuk kebahagiaan Wita dan Dewa. Setidaknya mereka bahagia. Lania pun enggan membuka kisah itu kembali. Kali ini hanya bagaimana Lania tegar menghadapi hari pernikahan Lania seorang diri. Pucuk deritanya telah terpangkas harapan kebahagiaan Wita. Amanah satu-satunya dari ayah Wita yang selalu membangun kepercayaan diri Lania. Satu persatu hidupnya berubah. Hormatnya pada ayah Wita membuat Lania berjanji untuk hidup dengan ikhlas. Meski tak pernah terbayang sebelumnya bahwa Lania akan bertemu dengan Edo dalam sebuah jalinan keluarga. Meski satu persatu kenangan itu hadir namun naluri Lania untuk membuat Wita bahagia jauh lebih kuat. Apapun akan dilakukannya demi bahagianya putrinya. Demi cinta dua manusia tak terpisahkan. Sementara luka biarlah menjadi serpihan masa lalu.

Dan hari yang dinantikan tiba. Pernikahan Wita dan Dewa. Lania benar-benar menjadi perempuan sempurna. Senyumnya tak pernah lepas. Meskipun dia menyambut kedatangan Edo dan istrinya. Tidak. Bukan lagi sakit tapi bahagia demi melihat senyum putrinya yang selalu mengembang. Tak diragukan lagi bahagia kedua pasangan pengantin itu. Sementara Edo seperti berusaha untuk menegakkan kepalanya. Selalu. Menjadi pihak terdakwa yang tak pernah mampu menjelaskan dengan kata-kata. Saat semuanya berlangsung, hati Lania seperti diiris-iris ketika dia dulu membayangkan duduk dipelaminan bersama Edo. Tapi semua menjadi hancur, tubuh Lania limbung untuk kemudian terjatuh. Tak sadarkan diri.

“Mama...mama...bangun!” panggil Wita. Digoyang-goyangkan tubuh Lania. Lania terbangun. Mimpi. Semua hanya mimpi. Lania tersenyum lega. Ketika semua hanyalah mimpi. Ada Wita di dekatnya, ada Edo yang baru saja pulang dari kerja. Sempurna. Mimpi itu hanya ketakutan Lania.

 

(magelang-malang, 15/16)

Thursday, March 30, 2017

Red Acre Cabbage Salad

salad kubis merah (foto koleksi pribadi)
Kali ini saya sedang tertarik dengan sesi makanan. Kalau sebelumnya saya bagikan resep sayur bening kelor, kali ini saya menggunakan kubis merah sebagai bahan sajiannya. mentah tanpa perlu di masak, tapi harus dibersihkan sebersih-bersihnya. Bagi yang suka raw food menu ini mungkin cocok. Bagi yang suka lalapan bisa jadi ini salah satu menu alternatif yang bisa dicoba. Bagi yang belum pernah mencoba ada baiknya sesekali mencobanya hehe....

Red Acre Cabbage atau kubis merah berwarna merah keunguan, sehingga ada juga yang menyebutnya sebagai kubis ungu. Lepas dari apa namanya. kubis merah mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Diantaranya adalah untuk meningkatkan kekebalan tubuh, membersihkan tubuh dan membantu pencernaan, anti aging, anti kanker, menormalkan tekanan darah, mendukung fungsi syaraf dan otak, menjaga berat badan dan sebagainya.

Sekarang, saya mau berbagi resep membuat salad segar kubis merah.

Bahan yang dibutuhkan
1 (satu) buah kubis merah ukuran sedang iris tipis memanjang


Bumbu
Cabe rawit segar 5 biji iris halus
Bawang merah 10 siung iris halus
Serai muda 3 batang iris tipis
Daun jeruk purut 2 lembar iris tipis
6 buah tomat buang bijinya potong-potong
garam secukupnya

Cara penyajian

Semua bumbu diaduk menjadi satu, kemudian letakkan kubis merah diatas piring sajikan dengan bumbu tersebut, aduk dan siap dihidangkan.

Catatan: jika ingin segar dingin masukkan ke dalam kulkas terlebih dahulu. Bisa juga dikombinasikan dengan sayuran segar lainnya.

Simpel sekali kan? Bisa dimakan dengan daging asap, daging panggang, telur rebus, ikan asap, ikan panggang, kerupuk dsb.
sumber gambar diambil dari internet


Thursday, December 22, 2016

Sayur Daun Kelor? Hmmm..segerrrrr

Tetiba saya rindu dengan masakan yang satu ini. Bukan masakan mewah yang mahal harganya dengan rasa yang selangit. Bukan pula masakan yang mudah di dapat di warung-warung pinggir jalan. Tapi masakan ini selalu punya rasa tersendiri dan cita rasa tersendiri. Dan bahkan bagi sebagian orang mungkin asing dengan masakan ini. wah..wah..mulai penasaran ya? Baiklah, sebelum saya menunjukkan masakan apa sebenarnya, saya akan sedikit bercerita tentang darimana saya mengenal masakan ini.

Ibu. Ya...saya mengenal masakan ini saat saya masih kecil dari ibu saya. Dimana masakan ini dulu hanya ibu yang sering memakannya karena anak-anaknya merasa aneh, apa enaknya daun ini di masak. Dan kalau pun mencoba pasti dalam jumlah sedikit, karena selalu tergoda masakan lain yang lebih yummi menurut lidahku waktu itu. Bertahun-tahun kemudian, saat saya sudah berumah tangga. Saya temukan lagi daun ini di halaman depan rumah suami. Bertahun-tahun lamanya saya hanya memangkas tanaman ini tanpa tergoda untuk mencoba memasaknya. Sampai akhirnya saya membaca artikel tentang manfaat daun ini buat kesehatan. Ingatanku melayang pada puluhan tahun silam, saat Ibuku sering memasak daun ini. Saya baru tahu, ooooo...begitulah ibu. Orang desa yang kaya akan ilmu. Kenapa Beliau dulu rutin mengkonsumsi sayur ini.

Akhirnya saya pun mencoba memasak daun ini. cukup sederhana, saya menyebutnya "sayur bening daun kelor". Yuuup...daun yang saya maksud adalah daun kelor. Lengkap dengan sambal terasi dan Teri goreng tepung. Hmmm...nikmatnya. Dan eloknya, anak-anak pun sukaaa sekali ma sayur ini. Paling tidak dua minggu sekali saya memasak sayur ini, tentu tidak semata-mata daun kelor saja. Kadang saya padu dengan daun katuk atau daun bayam. kadang di masak sayur bening, terkadang di bumbu asam. Ah....sama-sama segarnya.


Dan kesukaan pada sayur ini bukan hanya milik saya dan keuarga. Teman kuliah saya di Malang pun ada yang sama-sama menyukainya. Kami kadang tertawa saat ingat kami dipertemukan di Kota ini untuk saling mengenal kesukaan masing-masing. Ah...sederhananya, karena sayur kelor membuat kita bisa tertawa.  Dengan saling berbagi resep ala kami masing-masing.
Hari ini, masih di kost di Kota Malang ini. Kerinduan untuk menyantap menu sayur bening daun kelor kembali menyeruak. Ah, tentunya muskil untuk mendapatkan menu ini di warung-warung atau pun di rumah makan/restoran. Akan tetapi untuk membunuh rindu ini, saya akan berbagi resep dengan kalian. Resep sayur bening daun kelor.

Sayur Bening Daun Kelor

Bahan
Daun kelor
Daun Kelor satu genggam/sesuai selera   
Daun Katuk/Bayam
Air kurang lebih 1 lt

Bumbu
Bawang Merah diris tipis secukupnya
Bawang Putih diriris/digeprek secukupnya
Daun Salam 2 lb
Garam secukupnya

Cara Mambuat
Didihkan air bersama bumbu (kecuali garam), masukkan daun kelor dan daun katuk bersama-sama. setelah setengah matang baru masukkan daun bayam. Setelah semua matang angkat dan taburi garam sesuai dengan selera. Bila suka bisa bubuhkan Bawang merah goreng.
untuk pelengkap sajikan dengan sambal terasi dan teri goreng tepung dan nasi.
Taraaaa...siap di santap di cuaca yang terik.


Thursday, November 24, 2016

"GLEDHEGAN"



Yuuuuuk...daripada ngedumel dengan pemberitaan yang makin gak jelas bener salahnya, kita sejenak menengok masa lalu. Hal yang menyenangkan yang sedikit bisa membuat kita tersenyum tanpa sarat.
Masa tanpa beban masa kanak-kanak, masa anak-anak. Yang sering diingat sih yang menyenangkan Pastinya. Plus permainan-permainan yang sekarang semakin jarang ditemui. Bagi sebagian orang mungkin menganggapnya kuno. But, bagiku permainan ini teramat sangat menarik.
Hmmm....permainan tradisional banyak juga yang menuntut ketangkasan dan kerjasama juga lho.  Asyiknya lagi bisa dilakukan bersama teman-teman. ini nih salah satunya...



G-l-e-d-h-e-g-a-n ......Gledhegan, yups permainan yang bahkan dikampungku sendiri sekarang teramat jarang ditemui. Dan beruntungnya aku, anakku sampai detik ini masih bisa memainkan permainan yang semakin langka ini. Beruntung lagi karena aku mempunyai kakak yang masih mau membuatkan mainan ini buat anak-anak kami. pasti kalian bertanya-tanya, seperti apa ya gledegan itu. He...he...bolehlah di disebut sepeda kayu, atau sepeda bambu atau apalah sebutan di tempat lain.

Gledhegan ini merupakan kendaraan yang terbuat dari komposisi bambu dan kayu. kerangkanya dibuat dari bambu, tempat duduknya bisa dari kayu bisa bambu, dan rodanya terbuat dari batang pohon kelapa yang di potong menyerupai roda. kemudian dirakit membentuk kendaraan siap pakai. kalau masih penasaran lihat di foto yang aku posting ya....

Apa sih menariknya mainan ini.

  1. mainan ini membutuhkan ketangkasan bagi pengendaranya, karena akan lebih mengasyikkan di mainkan di jalan turunan, hal ini karena tidak ada pedal untuk mengayuhnya
  2. mainan  ini mebutuhkan kerjasama, karena jika dimainkan ditempat yang datar maka salah satu anak harus mendorongnya agar mainan ini bisa berjalan, alih-alih menggesekkan dengan kaki kan enak kerjasama bukan?
  3. mainan ini memerlukan kerja keras, karena biasanya anak yang sudah SD akan belajar membuatnya sendiri, sehingga mereka dituntut harus kreatif
  4. mainan  ini membuat anak belajar sabar, bagaimana tidak? untuk membuat sebuah gledegan dibutuhkan waktu yang tidak sebentar, sehingga anak-anak harus menunggu 
  5. mainan  ini murah meriah, hihi.....biasanya sih bikinnya sisa-sisa dari orang tebang pohon kelapa, itu ujung batang gak kepake boleh diminta gratis kok
  6. mainan  ini gak mandang gender lho, boleh buat anak laki maupun perempuan. he...he...he (soalnya dulu aku juga suka banget) 

Nah udah paham kan mainan ini. seperti apa tampilan GLEDHEGAN. Tapi aku yakin, gak semua dari kalian tahu mainan ini. So, aku sih cuma mau nunjukin betapa beragamnya mainan tradisional yang sepertinya sama menariknya dengan permainan anak zaman sekarang (baca: modern). Bisalah untuk sejenak beralih ke permainan tradisional, merasakan sensasi yang berbeda, disaat gadget belum benar-benar menenggelamkan permainan tradisional (ah mungkin ini hanya ketakutan sesaat).

So...ayo ceritakan mana permainan tradisional yang sering kalian mainkan dulu?

Monday, September 26, 2016

Bijak dalam ber "televisi"

Dewasa ini tayangan TV menjadi sebuah 'kebutuhan' bagi sebagian besar masyarakat. Baik tua muda maupun anak-anak. Stasiun TV berlomba-lomba menampilkan acara dengan berbagai nuansa dan segmen pasar. Ada sinetron remaja yang membidik penonton remaja, tayangan reality show, idola-idolaan, tidak hanya idola muda sekarang pun ada tayangan yang digemari generasi tahun 80an seperti tayangan hiburan lagu-lagu kenangan. Anak-anak pun tak luput dari sasaran produsen agar menajdi penggemar setia TV bahkan sekarang ada yang mengklaim bahwa tontonan tertentu bagus untuk perkembangan balita, tapi benarkah kita sebagai penikmat TV sudah cerdas untuk melihat tontonan TV, ataukah kita sudah tepat memberikan waktu buat anak-anak untuk bebas menonton tanpa pengawasan dari orang tua?
Kalau pikir perlulah kita sebagai orang tua harus cerdas untuk memberikan tontonan yang tepat buat anak-anak kita. banyaknya program-program TV yang kurang berpihak buat anak yang membuat kita harus lebih hati-hati dalam memberikan kebebasan bagi anak-anak. sudah saatnya kita selektif dalam memilih acara maupun menentukan waktu kapan yang tepat untuk menonton acara tersebut. Lalu bagaimana kita sebagai orang tua bisa menjadi filter buat anak-anak dalam menentukan tontonan di TV?

Pentingnya membuat kesepakatan waktu dengan anak kapan harus menonton
Suatu ketika mungkin kita terlena dengan batasan waktu dalam menonton. Dengan alasan agar anak tidak rewel TV lah yang kita jadikan pengasuh ideal buat  mereka. Akhirnya anak menjadi tergantung dengan tontonan yang ada TV. So sudah saatnya orang tua memberikan batasan waktu buat mereka. ada baiknya untuk anak balita tidak terlalu sering diajak nonton TV (terkadang malah dihibur dengan tontonan sinetron kesenangan ortunya). jika sejak kecil mereka tidak dibiasakan, dengan sendirinya mereka akan menyesuaikan diri. atau bagi mereka yang sudah bersekolah (semisal SD) buat kesepakatan yang jelas kapan waktu menonton, tentunya yang tidak merugikan waktu belajar anak. INGAT dalam hal ini ortu masih punya otoritas untuk melarang anak-anak jika si anak sudah melebihi batas waktu kesepakatan. Misal dalam sehari menonton hanya selama 2-3 jam hari libur bebas asal tontonan yang sesuai dengan usianya. Beberapa yang lain membuat aturan Senin-Kamis libur total dengan tayangan TV, tapi memberi kesempatan pada hari Jumat-Minggu dan hari libur lainnya.

Orang tua itu model buat anak-anaknya, lho!
Hmmm....saat anak-anak sudah patuh dengan aturan jangan sampai justru orang tua yang melanggarnya. anak-anak sekarang adalah anak-anak yang kritis. Jangan sampai sebagai orangtua kita malah yang 'ditegur' anak berkaitan dengan kesepakatan yang telah dibuat. Disaat anak-anak disuruh belajar ada baiknya kalau kita menemani belajar, bukan malah ditinggal melihat tayangan TV dengan alasan "tanggung, acara lagi seru-serunya" alhasil anak hanya akan melihat tidak konsistennya orang tuanya. Dan bisa mungkin itu akan dijadikan senjata dia disaat si anak melanggar kesepakatan

Selektif dalam memilih program acara
Kalau acara tersebut memang harus dengan bimbingan orang tua (BO) yaa...selayaknya kita mendampinginya. Tidak ada salahnya orangtua belajar lagi mana tayangan yang sesuai umur dan yang bukan. Misal, meskipun tayangan itu bentuknya kartun, akan tetapi tidak semua kartun dibuat untuk usia anak-anak. Disitu biasanya akan tertulis untuk usia berapa. Sebagai contoh tayangan kartun Crayon Sinchan diberikan untuk usia 13 tahun ke atas yaa...ya kasih tahu anak untuk melihat tayangan lainnya yang pas buat mereka. Beberapa acara TV sudah cukup bersahabat buat anak-anak semisal si Bolang. Sementara sebagian besar dari kita beranggapan film kartun ya buat anak-anak.

Luangkan waktu melihat tayangan TV bersama keluarga
Lebih asyik lagi kalau kita bisa melihat peogram acara yang sifatnya umum bisa ditonton semua umur. Misalnya program olahraga, sejarah, petualangan ataupun film anak-anak dll. Disamping untuk mengakrabkan masing-masing anggota keluarga bisa menjadi ajang tanya jawab anak dengan ortu. Ortu bisa sekalian menjelaskan hal-hal yang anak-anak belum paham, atau sebaliknya anak-anak mampu menunjukkkan kemampuan mengambil makna sebuah tontonan kepada aorang tuanya. Sehingga ortu jadi tahu respon anak terhadap sebuah tayangan.

Jadikan TV sebagai media pembelajaran yang tepat 
Beberapa program TV mengajarkan hal-hal baru yang terkadang anak belum mengetahui di dunia realita. Misalnya seperti tayangan tentang petualangan, orang tua bisa mengajak anak menjadikan program tersebut untuk mengenalkan anak suatu tempat, dan saat ada waktu direalisasikan dalam pengalaman yang sebenarnya. Misalnya tayangan tentang pengenalan pantai disuatu tempat, bolehlah orang tua kemudian mengajak anak-anak ke lokasi yang sesungguhnya.

Kenalkan hal-hal lain yang menarik selain TV
Untuk mengurangi ketergantungan anak pada TV ada baiknya orang tua mengenalkan kegiatan lainnya. Misalnya mengenalkan permainan tradisional pada anak, mengajak berolahraga bersama meski cuma dihalaman rumah, sediakan buku-buku yang bagus, atau ajak anak dengan kegiatan baru yang menyenangkan. boleh dicoba seperti camping, hiking, mengunjungi panti asuhan, panti jompo atau sekedar melihat kereta lewat. Dan masih banyak lagi alternatif lain selain tontonan TV.

Tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya hanya duduk manis didepan TV. Yang diinginkan pasti anak yang ceria dengan segala pengalaman dan pengetahuan sesuai dengan kapasitas anak-anak. Sudah waktunya kita tidak menutup mata dengan pandai-pandai menyeleksi tontonan buat anak dan gunakan waktu seefektif mungkin untuk perkembangan anak. Bijklah dalam menentukan tontonan pada anak dan pilihlah waktu yang tepat sehingga ank tidak kehilangan masa-masa keemasan mereka. Biarkan mereka berkembang sesuai dengan usianya.

Mancing merupakan satu pilihan yang cukup menyenangkan...kan?                      
                                                     Sebait lagu pun bisa membuat anak-anak ceria, gembira bersama dan selalu kompak dengan saudara. Benarkan....?

Sunday, May 29, 2016

Biarkan mereka berkembang sesuai dengan usianya...

Aku menulis ini dengan derai air mata, merasakan betapa rindunya aku pada buah hatiku yang nun jauh ku tinggal di sana. Di kota tercintaku, Yogyakarta. Yang kutinggalkan demi sejumput asa, di kota yang tak lagi dingin, Malang. Si kecilku yang saat ini tengah berusia 2 tahun 10 bulan, tengah menggemaskan selau menggelitik dengan celoteh khasnya. Dengan bahasa Jawa campur bahasa Indonesia kadang diselingi dengan sekelumit bahasa inggris dalam tutur katanya. Dalam setiap telfonnya selalu tak lupa menyelipkan kata "ayo..jemput Bunda". atau saat menyadari bahwa bundanya takkan pulang pada malam itu, dia akan berkata dengan bahasa yg khas ".Fikey antuk, Bunda pulang sendiri.". Ah ..rindu mendayu yang tak kuasa ku rayu.

Di usianya yang sedang membangun kisah cerita, menunggu dengan haru setiap detik waktu yang tak mau tahu. Dengan polosnya berbicara "Mas Bintang sekolah (kakaknya), Fikey sekolah (dia menyebut dirinya), Bunda juga sekolah...." Sontak jiwaku terpana, hatiku terjerembab, begitu polos dan penuh maknanya. Celoteh si buah hati yang dituntut untuk mandiri tanpa disadari sebelum usianya terbentuk. Berangkat tidur tanpa disuruh, gosok gigi meski kadang dengan sedikit rengutannya, mandi jika sudah merasa gerah dan minta makan dikala lapar tanpa ada rengekan. Ah..rinduku di pucuk pinus semakin memberangus.

Banyak moment yang terlewatkan, yang hanya ku dengar lewat cerita. Puluhan buku telah dia lalap habis sekedar dibuka-buka, dikomentari, dibacakan sampai tidak berbentuk. Bagaimana dengan asyiknya dia nongkrong di rak buku paling atas tanpa ada orang tahu bagaimana dia bisa sampai di rak tertinggi, sampai-sampai kakaknya teriak ketakutan melihat aksi Fikey yang tanpa takut asyik membuka buku. Kadang satu persatu buku dilempar ke lantai sambil tertawa, mendengar debugan buku yang keras dengan suara yang berbeda tergantung tebal tipisnya buku. Atau sekali waktu dia akan mengeluarkan seluruh koleksi buku, dan tertawa melihat buku (novel) yang tidak bergambar. Bagi Fikey buku yang tak bergambar dianggap sangat lucu. Aneh....kenapa buku tidak ada gambarnya. Atau sekali waktu karena belum bisa baca dia akan meminta dibacakan buku dengan bahasa jawa yang medok "Mas...bacake to..dedek ora iso je.."

Hal lainnya, Fikey suka sekali hal yang berhubungan dengan ikan. baik gambar ikan, menggambar ikan, makan ikan ataupun mancing ikan. Kesukaannya itu sering sekali di jadikan agenda merajuk, jika bosan dengan makanan yang disediakan (ah..maaf Nak, andai aku bisa selalu menemanimu). Mancing. Dia akan mengajak mancing di kolam belakang rumah, ikan sesuai requestnya, kadan "iwak cilik-cilik" atau kadang "gerameh gede". So far, permintaannya tidak ada yang aneh-aneh.

Berkaitan dengan menggambar ikan, tidak cukup lembaran buku dia jadikan media, tembok, lantai atau tempat kososng yang bisa dijadikan media pun tak kan lepas dari aksi corat-coretnya. Karena sejak bayi sudah sering ku ajak ke PAUD maka Fikey pun akhirnya masuk jadi anak didik di sana. But, meski seminggu masuk 3x, tak jarang dia hanya masuk sekali dalam seminggu, dengan alasan "dedek antuk, mau bobok" atau "dedek mau belajar di rumah" haha...benar-benar masih anak-anak. dan, it's oke tak ada yang melarang. begitulah anak-anak.

Fikey, Bintang
tetap jadi permata bagiku, bila kadang waktu terpisah oleh jarak, cinta tetap mempersatukan, hati tetap bicara, dan itu hanya sementara.


Banyak orang memandang betapa mandirinya, betapa lucunya, betapa tidak rewelnya. Ah....dia tetap anak-anak, yang akan menangis bila hatinya teriris, yang akan tergugu bila merasa sendu, yang akan terluka bila merana. Namun...dia akan terbahak bila Bundanya datang. Dia akan girang bila mendapat kasih sayang. Bila ingin menangis, biarkan menangis, bila ingin tertawa biarkan tertawa, bila ingin merajuk beri sedikit kelonggaran biar bisa bermanja, itulah anak-anak. Biarkan mereka berkembang sesuai dengan usinya.....

Hari ini aku menulis, aku merindu, aku terharu. Terima kasih untuk selalu menunggu tanpa jemu, menerima dengan lapang dada setiap keadaan, menawarkan semangat tiada tara, tanpa harus kehilangan masa kanak-kanakmu. Tetap berkembang sesuai dengan usia...

(Malang, 23.45, 29 Mei 2016)