Wednesday, September 11, 2013

puisi (baru saja)



Baru saja

Baru saja kudengar
Carut marut dunia panggung politik di luar sana
Bedebah-bedebah berebut kekuasaan
Menari membiarkan rakyat sengsara
Memutar otak mencari kekayaan belaka
Lalu baam mereka terjatuh dalam dendam korupsi
Puih..lukalah negeri ini dalam balutan ketakberdayaan

Baru saja kudengar berita
Kabut asap yang tak lagi bersahabat
Menari-nari membumbung diangkasa
Menyebarkan aroma yang membuat sesak
Semua berfikir sesaat
Tak ada yang berusaha memahat karenanya
Mana lagi yang peduli bila hutan menghilang
Siapa lagi yang berusaha memahami tangisan bumi
Bahkan manusia lupa cara bernafas

Baru saja kubaca
Banjir telah meluluhlantakkan kenikmatan dunia
Tangis dan keluhan menyatu
Lalu berlalu dengan berebut hedonisme
Seperti kabut asap yang sesak
Ini ulah siapa?
Manusia lupa akan dirinya
Manusia lupa akan asalnya
Seenaknya saja menghancurkan peradaban
Maka banjir dimana-mana
Banjir dihati, banjir di bumi, banjir dipemikiran

Baru saja ku lihat
Bukit yang terpangkas
Habis...
Batu nan cantik tlah tertatah
Menjadi cenderamata elok
Lupa bahwa bukit pergi
Maka angin menanti
Dimana slogan penjaga alam
Rusak sudah karena nikmat sesaat
Lagi-lagi manusia...

Yogyakarta, september’13